191 views 3 mins 1 comments

‘Kopdes Merah Putih Percepat Pembangunan Desa’

In Nasional
March 19, 2025

JAKARTA – Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih bukan untuk menghambur-hamburkan uang. Justru, kata dia, adanya Koperasi Desa Merah Putih bertujuan untuk mempercepat pembangunan desa. 

“Ini bukan hambur-hambur duit lho. Kopdes Merah Putih ini justru untuk mempercepat pembangunan desa,” kata Budi Arie usai membuka Ramadhan Delight Market di Kemenkop, Jakarta Selatan, Rabu (19/3/2025). 

Budi Arie menambahkan, Kopdes Merah Putih bukan ekonomi dalam bentuk konsumtif, melainkan investasi di desa. 

“Ini investasi sosial kita. Cuma investasinya di desa. Dalam bentuk gerai, dalam bentuk unit simpan pinjam, dalam bentuk klinik desa,” ujarnya. 

Budi Arie membantah anggapan bahwa anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebabkan oleh Koperasi Desa Merah Putih yang dibiayai Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). 

“Enggak dong. Gimana macet? Bagaimana macet? Dibayar pakai APBN kok,” ucapnya.

Budi Arie enggan mengomentari jebloknya IHSG yang salah satunya dipicu oleh pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. 

“Itu analisis siapa? Kalau orang yang ngomong, saya enggak mau ngomentari IHSG. Saya memerhatikan ekonomi rakyat,” tegasnya.

Perputaran uang

Budi Arie meyakini bahwa Koperasi Desa Merah Putih memiliki potensi perputaran uang hingga mencapai Rp 2.000 triliun, yang diyakini dapat memperkuat ekonomi lokal serta pemberdayaan masyarakat desa.

Ia mengatakan pihaknya telah melakukan penghitungan terkait potensi perputaran uang dari pembentukan Koperasi Desa Merah Putih yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menkop menjelaskan, apabila setiap koperasi desa mendapat anggaran sebesar Rp 7 miliar, lalu ketika dihitung secara keseluruhan untuk 70 ribu desa, maka perputaran uang di seluruh Indonesia bisa mencapai Rp 490 triliun.

Angka perputaran uang itu baru mencakup sektor konsumsi, dan jika desa tersebut bergerak di sektor produksi, potensi perputaran uang bisa meningkat 2 hingga 3 kali lipat, mencapai Rp 1.500 triliun bahkan Rp 2.000 triliun.

“Tadi kita udah hitung kalau satu koperasi desa ini (anggarannya) Rp 7 miliar saja, sudah Rp 490 triliun berputar. Itu baru dari sisi konsumsi. Kalau desanya produksi, bisa 2-3 kali lipat. Bisa Rp 1.500 triliun sampai Rp 2.000 triliun berputar di Kopdes Merah Putih. Itu bukan angka yang kecil,” kata Menkop.

Perputaran uang yang besar ini, menurutnya, akan memberi dampak signifikan pada ekonomi nasional dengan memperkuat sektor ekonomi di tingkat desa dan meningkatkan ketahanan ekonomi di seluruh Indonesia.

“Itu akan sangat membantu pergerakan ekonomi nasional, karena desa akan berperan sebagai lumbung pangan nasional dan produsen pangan,” pungkasnya.*