184 views 4 mins 0 comments

Arsip Pembunuhan Kennedy Dibuka

In Internasional
March 20, 2025

WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump merilis ribuan dokumen rahasia terkait pembunuhan Presiden John F. Kennedy (JFK) yang terjadi pada 22 November 1963.

Dokumen tersebut dirilis pada Selasa, 18 Maret 2025. Puluhan ribu halaman dokumen yang sebelumnya dirahasiakan kini telah tersedia untuk diakses publik melalui situs National Archives.

Dokumen-dokumen ini mencakup berbagai laporan intelijen, transkrip wawancara, dan memo internal yang sebelumnya disimpan oleh CIA, FBI, dan lembaga intelijen lainnya.

Meski begitu, para ahli sejarah mengatakan diperlukan waktu untuk mempelajari seluruh isi dokumen dan menentukan apakah ada informasi baru yang bisa mengubah kesimpulan resmi tentang pembunuhan JFK.

Penembak tunggal

Sejauh ini, tidak ada informasi dalam dokumen yang mengubah kesimpulan resmi bahwa Lee Harvey Oswald bertindak sendiri dalam pembunuhan JFK. Oswald menembak Kennedy saat presiden sedang melakukan iring-iringan di Dallas, Texas pada 22 November 1963.

Namun, salah satu dokumen bertanggal 20 November 1991 mencatat laporan dari pejabat KGB bernama Nikonov yang mengklaim bahwa Oswald “bukan agen KGB”.

“Nikonov kini yakin bahwa Oswald tidak pernah menjadi agen yang dikendalikan oleh KGB,” tulis laporan tersebut, sebagaimana dikutip Metrotvnews dari USA Today.

Nikonov menyebut bahwa KGB telah memantau Oswald secara ketat selama ia tinggal di Uni Soviet, namun tidak pernah merekrutnya sebagai agen rahasia.

“Dari deskripsi Oswald dalam berkas KGB, Nikonov meragukan siapapun bisa mengendalikan Oswald,” tambah laporan tersebut.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Oswald “adalah penembak yang buruk saat mencoba menembak target di Uni Soviet”, menunjukkan bahwa ada keraguan besar tentang kemampuannya untuk melakukan tembakan akurat yang menewaskan JFK.

Konspirasi

Beberapa dokumen mencatat teori bahwa Oswald mungkin telah dipengaruhi atau bahkan dibantu oleh Uni Soviet dan Kuba. Namun, dokumen dari Departemen Pertahanan AS menyebutkan bahwa meskipun Kuba mendukung kekuatan komunis di Amerika Latin, Fidel Castro tidak pernah mengambil tindakan yang bisa memicu perang langsung dengan Amerika Serikat.

“Castro mungkin akan meningkatkan dukungan untuk kekuatan subversif di Amerika Latin, namun tidak akan melangkah lebih jauh hingga membahayakan rezimnya sendiri,” tulis dokumen tersebut.

Meski begitu, laporan intelijen menyebut bahwa Oswald pernah bertemu dengan agen KGB di Mexico City beberapa minggu sebelum pembunuhan JFK. Laporan itu menyebutkan bahwa pertemuan ini menjadi dasar teori konspirasi bahwa KGB mungkin terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Publik Amerika masih ragu terhadap kesimpulan resmi bahwa Oswald bertindak sendirian. Survei menunjukkan bahwa mayoritas warga AS percaya ada konspirasi yang lebih besar di balik pembunuhan JFK.

Menurut sejarawan Jefferson Morley, yang juga wakil presiden Mary Ferrell Foundation, dokumen-dokumen ini memberikan “pencerahan baru” tentang hubungan buruk antara JFK dan CIA, plot pembunuhan terhadap Castro, dan pengawasan terhadap Oswald di Mexico City.

“Tujuh dari sepuluh dokumen tentang JFK yang sebelumnya dirahasiakan kini telah tersedia untuk publik,” kata Morley.

“Namun, masih ada ribuan dokumen lain yang belum dirilis, termasuk dokumen FBI dan IRS yang mungkin bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peran CIA dan Oswald,” sambungnya.

Pelepasan dokumen ini merupakan bagian dari janji Trump untuk “transparansi maksimum” dalam kasus pembunuhan JFK. Direktur Intelijen Nasional, Tulsi Gabbard, menyebutkan pelepasan dokumen ini adalah “langkah awal yang menjanjikan” dalam membuka kebenaran tentang kasus JFK.

The National Archives menyatakan dokumen yang dirilis mencakup transkrip, memo, laporan intelijen, dan hasil investigasi yang sebelumnya disimpan dalam arsip rahasia. “Kami akan terus mendigitalkan dokumen ini dan mempublikasikannya secara bertahap,” demikian pernyataan resmi The National Archives.*