
JAKARTA – Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy menyebut tidak lolosnya PPP ke Senayan pada Pemilu 2024, menimbulkan keprihatinan yang luas di mata seluruh kader Partai.
Padahal secara perolehan, suara DPRD kab/kota masih 8,3 juta atau setara 35 kursi nasional, jauh di atas suara DPR RI yang hanya 5,8 jutta.
“Artinya, PPP dengan sejarah panjangnya ini, secara elektoral masih sangat potensial untuk kembali ke Senayan pada Pemilu 2029,” kata pria yang karib disapa Gus Rommy itu, Senin (26/5/2025).
Sebagai senior PPP yang pernah menjabat Wakil Sekjen, Sekjen, dan Ketua Umum dua periode (2014-2016 dan 2016-2019), Rommy mengaku berusaha sebisa mungkin agar partai ini kembali ke Senayan.
“Effort (upaya) untuk ke situ maha berat. Mengingat belum ada satu sejarah pun sejak 1998, partai yang terlempar dariSenayan mampu kembali. Karenanya dibutuhkan extra ordinary power dan extra ordinary leader untuk memimpin PPP,” sambung Rommy.
Oleh sebab itu, Rommy berusaha membujuk banyak tokoh dinilai mampu, baik karena ketokohan maupun ke-tauke-annya. Rommy mengatakan banyak nama yang muncul mulai Sandiaga Uno, Gus Ipul, Dudung Abdurachman, Marzuki Alie, Agus Suparmanto, dan Amran Sulaiman.
“Bahkan Mas Anies Baswedan pun saya pernah bujuk untuk bersedia masuk dan memimpin PPP pada akhir Desember 2024 lalu,” tutur Rommy.
Diskusi dengan Jokowi
Terkait Amran Sulaiman, Rommy menyatakan beberapa kali berdiskusi dengan mantan presiden Jokowi di Solo. Oleh sebab itulah mengapa nama Amran kian moncer di permukaan.
“Karena Pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas Pak Amran jika diberikan sebuah amanah,” kata Rommy.
Secara pribadi, Rommy dan Amran memang dikenal dekat. Mereka sudah berteman baik selama hampir dua dekade. Karena itulah Rommy butuh berkali-kali meyakinkan Amran untuk bersedia maju. Rommy bahkan harus terbang ke Makasar untuk meyakinkan Amran.
“Sampai saat ini pun, Pak Amran masih wait and see. Murni disebabkan kesibukan beliau yang memiliki beban berat sebagai tulang punggung program kedaulatan pangan pemerintah,” kata Rommy.
Kerabat Haji Isam
Rommy menyadari bahwa tak mudah bagi partainya untuk kembali ke Senayan. Dibutuhkan logistik yang tak sedikit. Itulah mengapa ia menawarkan konsep untuk mencari “tokoh” sekaligus seorang “tauke” (orang berduit). Rommy melihat Amran adalah seorang pengusaha yang sukses, hanya kurang publikasi saja atas kesuksesan usahanya.
“Bahwa beliau adalah kerabat Haji Isam, tentunya ini kebetulan yang baik jika memang akhirnya Pak Amran ditakdirkan memimpin PPP,” kata dia.
Rommy menegaskan bahwa Haji Isam tidak ‘mengakuisisi’ PPP melalui kerabatnya. Sebagai pengusaha sukses, kata dia, Haji Isam tidak butuh mengakuisisi partai manapun. Sebagai penngusaha dengan komunikasi yang luas, Haji Isam berteman dengan seluruh partai.
“Bisa dilihat, berapa banyak anggota kabinet Merah Putih lintas partai yang adalah ‘orang Haji Isam’. Yang terjadi di PPP adalah ‘tumbu golek tutup’,” kata Rommy.
“Kami seluruh kader PPP memang sedang talent scouting mencari pemimpin extra ordinary ke depan yang bersedia mewakafkan resource yang dimilikinya untuk membantu PPP kembali ke Senayan,” ia menegaskan.
Apakah Amran betul-betul akan menjadi Ketum PPP pada Muktamar September 2025 mendatang? Rommy mengatakan waktu masih cukup panjang untuk kejutan-kejutan lainnya.
“Tugas saya dan para senior di DPP hanya menyajikan menu terbaik. Semua keputusan kembali kepada para pemegang suara, yakni muktamirin,” pungkasnya.*
