Memasuki akhir semester pertama 2025, narasi utama dari pemerintah adalah stabilitas dan optimisme ekonomi. Berita politik hari ini diwarnai oleh pernyataan-pernyataan pejabat yang meyakinkan publik. Namun, sebuah analisis berita politik yang bertanggung jawab harus melampaui klaim dan melihat langsung pada data.
Apa saja yang perlu kita cermati di balik narasi “ekonomi stabil”?
1. Klaim Inflasi Terkendali vs. Daya Beli Riil
Pemerintah kemungkinan akan melaporkan angka inflasi year-on-year yang terkendali.
- Analisis: Kita perlu melihat inflasi komponen pangan (volatile food) yang paling dirasakan masyarakat. Apakah kenaikan harga beras, cabai, dan minyak goreng sudah benar-benar melandai di tingkat konsumen?
2. Klaim Stabilitas Rupiah vs. Cadangan Devisa
Bank Indonesia berhasil menahan Rupiah agar tidak terdepresiasi lebih jauh.
- Analisis: Pertanyaannya adalah, berapa banyak cadangan devisa yang “dibakar” untuk melakukan intervensi ini? Stabilitas yang dibayar dengan terkurasnya cadangan devisa adalah stabilitas yang rapuh.
3. Klaim Realisasi Investasi vs. Kualitas Investasi
Angka realisasi investasi mungkin terlihat positif.
- Analisis: Kita perlu membedah sektor mana yang paling banyak menyerap investasi. Apakah sektor padat karya yang menciptakan banyak lapangan kerja, atau sektor padat modal seperti ekstraksi sumber daya alam yang manfaatnya kurang merata?
Kesimpulan: Klaim pemerintah bukanlah kebohongan, namun seringkali merupakan potret yang tidak lengkap. Tugas kita, melalui analisis berita politik berbasis data, adalah untuk melihat gambaran utuh—baik sisi terang maupun tantangan yang tersembunyi. Ini penting untuk memahami perkembangan politik Indonesia dari sisi ekonomi secara jujur.
