
JAKARTA – Sahabat Seangkatan Jokowi, Mustoha Iskandar, mengungkapkan kedekatannya dengan Jokowi yang terjalin sejak sama-sama masuk kuliah pada tahun 1980. Menurutnya, jumlah mahasiswa Fakultas Kehutanan yang sedikit membuat mereka saling mengenal dengan baik.
Hubungan pertemanan mereka tidak hanya sebatas di dalam kelas, tetapi juga mencakup kegiatan di luar kampus seperti berkemah hingga sering pulang bersama menggunakan sepeda motor.
“Karena tinggal di daerah kos yang sama di kawasan Banjiro, Yogyakarta. Saya tahu persis Jokowi itu, karena memang kita berteman. Saya ikut menyaksikan sejak masuk kuliah hingga beliau lulus,” tutur Toha di Unpacking Indonesia – Zulfan Lindan.
Salah satu poin utama yang diklarifikasi Toha adalah mengenai polemik transkrip nilai yang ditulis tangan. Ia menjelaskan bahwa dokumen tersebut bukanlah transkrip final yang resmi dikeluarkan oleh fakultas.
Menurutnya, transkrip tulis tangan itu merupakan catatan internal milik dosen pembimbing akademis yang berfungsi untuk merekap nilai mahasiswa dari semester ke semester.
“Yang resmi keluar dari fakultas, yang dipakai untuk melamar kerja. Formatnya tidak seperti itu dan ditandatangani oleh dekan. Semua mahasiswa pasti punya transkrip finalnya,” jelasnya.
Toha juga menanggapi beberapa tudingan spesifik lainnya, seperti peran Sumitro yang disebut sebagai dekan. Ia meluruskan bahwa Sumitro adalah dosen pembimbing skripsi Jokowi, bukan dekan.*
