
JAKARTA – Peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok menjadi momentum untuk menegaskan kembali eratnya kerja sama ekonomi kedua negara. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) menyatakan bahwa kemitraan strategis yang terjalin selama ini terbukti efektif dalam mendorong minat investor Tiongkok untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok, Garibaldi “Boy” Thohir, menegaskan bahwa pihaknya terus bersinergi dengan pemerintah untuk memastikan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha dari kedua negara.
“Kadin Indonesia Komite Tiongkok terus berupaya bekerja sama dengan pemerintah dalam memastikan bahwa kerja sama bilateral antara Indonesia dan Tiongkok mendorong meningkatnya minat investor untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia,” ujar Boy Thohir dalam acara “Celebrating 75 Years of Indonesia–China Friendship” di Jakarta, Senin (25/8) malam.
Baca juga:
China Pantau Penangkapan Duterte
Sebagai simbol konektivitas dan kolaborasi, KIKT baru-baru ini sukses menggelar perjalanan darat “AITO Intelligent Drive to ASEAN.” Perjalanan sejauh 5.000 kilometer ini menggunakan kendaraan energi terbarukan yang dimulai dari Chongqing, Tiongkok, melintasi Thailand, Malaysia, dan Singapura, sebelum akhirnya tiba dengan selamat di Jakarta.
“Perjalanan ini merupakan simbol keterhubungan, mobilitas masa depan, dan kolaborasi yang lebih luas di kawasan ASEAN,” kata Boy.
Sepanjang tahun ini, KIKT telah menyelenggarakan serangkaian acara untuk merayakan tahun spesial hubungan diplomatik ini. Di antaranya adalah Indonesia-China Business Reception 2025 yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, serta kerja sama penerbitan prangko edisi khusus 75 tahun persahabatan.
Boy Thohir menambahkan, hubungan kedua negara tidak hanya terbatas pada aspek perdagangan dan diplomasi, tetapi juga mencakup ikatan sejarah “people-to-people” yang telah terjalin selama ratusan tahun. Ia berharap, ke depan kerja sama dapat diperluas ke sektor budaya, teknologi, dan pendidikan.
“Hubungan antara Tiongkok dengan ASEAN akan lebih berkembang bila episentrumnya itu dari Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN,” pungkasnya.
