
BEIJING – China mengirimkan pesan strategis yang kuat kepada dunia dengan memamerkan tiga kelas baru rudal balistik antarbenua (ICBM) berkemampuan nuklir dalam parade militer akbar di Beijing, Rabu (3/9/2025). Salah satunya adalah DF-61, rudal jenis baru yang belum pernah terlihat sebelumnya, yang diyakini mampu menjangkau target di Amerika Serikat dan Eropa.
Dalam parade yang digelar untuk memperingati 80 tahun kemenangan atas Kekaisaran Jepang, China menampilkan varian canggih dari rudal berbasis silo DF-5C dan rudal jelajah darat DF-31BJ. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah kemunculan perdana DF-61, ICBM generasi baru yang diduga menggantikan sistem DF-41 yang sebelumnya menjadi andalan.
Baca juga:
Presiden Prabowo Berdiri dengan Xi Jinping, Putin, dan Kim Jong Un
Para analis meyakini ketiga sistem rudal baru ini telah mengadopsi teknologi hypersonic glide vehicle (HGV). Teknologi ini memungkinkan hulu ledak meluncur dengan kecepatan ekstrem di atas Mach 27, bermanuver di atmosfer, dan menyerang dari arah tak terduga, sehingga sangat sulit untuk ditangkal oleh sistem pertahanan rudal yang ada saat ini.
Langkah ini dipandang sebagai upaya Beijing untuk memperkuat daya gentar nuklirnya (nuclear deterrence) terhadap kekuatan Barat. Tanpa jaringan pangkalan militer global, China sangat mengandalkan pengembangan senjata jarak jauh untuk mencegah potensi serangan dari lawan. Pameran ini juga menegaskan ambisi China untuk mengejar ketertinggalan jumlah arsenal nuklir dari AS dan Rusia.
Kemampuan hipersonik China telah menjadi kekhawatiran serius bagi Amerika Serikat. Pada 2021 lalu, seorang pejabat tinggi militer AS, Jenderal John Hyten, menyebut uji coba kendaraan hipersonik China sebagai perkembangan yang “sangat mengkhawatirkan” karena kemampuannya menyerang target mana pun di dunia dengan presisi tinggi.
