
JAKARTA – Prospek saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dinilai masih sangat cerah, dengan potensi kenaikan signifikan dalam jangka menengah hingga panjang. Analis dari perusahaan sekuritas CLSA memproyeksikan saham BBCA dapat melonjak lebih dari 50%, ditopang oleh fundamental yang kokoh, manajemen risiko yang teruji, dan sinyal pembagian dividen dalam jumlah besar.
Dalam riset terbarunya yang dikutip pada akhir pekan lalu, Sabtu (6/9/2025), CLSA mempertahankan rekomendasi outperform untuk saham BBCA dengan target harga Rp 12.100. Target tersebut mencerminkan potensi kenaikan sebesar 51,25% dari posisi harga saat ini di level Rp 8.000 per saham.
Menurut CLSA, dua pilar utama kekuatan BBCA adalah rekam jejak pendanaan yang solid dan penerapan manajemen risiko yang sangat hati-hati.
Baca juga:
Rumor PHK Gudang Garam di Medsos, Mitra Produksi Membantah
“BBCA kini menjadi bank bereputasi terbaik dalam hal transaksi,” tulis CLSA dalam risetnya. Keunggulan ini merupakan hasil dari layanan prima kepada nasabah, terutama dalam pembayaran dan penyelesaian transaksi, yang menopang pertumbuhan kredit secara berkelanjutan.
Manajemen Risiko Teruji dan Sinyal Dividen Besar

Kecermatan BBCA dalam mengelola risiko tanpa mengorbankan pertumbuhan disebut telah teruji selama masa sulit seperti pandemi Covid-19, di mana kualitas asetnya terbukti lebih baik dibandingkan para pesaing.
“Pertumbuhan laba bersih dan ROE (Return on Equity) BBCA [diprediksi] stabil dalam beberapa tahun ke depan, karena loan at risk perseroan rendah, sedangkan coverage besar,” jelas CLSA.
Di tengah tantangan ekonomi makro, BBCA terus berinvestasi pada platform digital untuk menjaga kinerja. Per Juni 2025, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 8% menjadi Rp 29 triliun.
Salah satu indikator paling menonjol yang menjadi sorotan adalah rasio kecukupan modal (CAR) BBCA yang sangat kuat, mencapai 28,4%. Angka ini dinilai membuka peluang lebar bagi perseroan untuk membagikan dividen dalam jumlah besar kepada para pemegang saham di tahun-tahun mendatang.
CLSA memproyeksikan ROE BBCA dapat mencapai 21%, dengan asumsi risk-free rate 7,5% dan market risk premium 5%.
Selain fundamental perbankan, CLSA juga merespons positif langkah BBCA yang semakin agresif mendorong pembiayaan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV). Porsi pembiayaan BEV perseroan tercatat meningkat dari hanya 1% menjadi 5% per Juni 2025.
