43 views 2 mins 0 comments

Siapa Orang Besar Dalang Kerusuhan ?

In Video
September 08, 2025

JAKARTA – Muncul pertanyaan besar mengenai siapa “orang besar” yang menjadi sutradara di balik layer kerusuhan besar yang terjadi baru ini. Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar. Mengemukakan pandangannya bahwa serangkaian kerusuhan ini bukanlah gerakan spontan, melainkan sebuah operasi yang terencana rapi atau by design.

Isu-isu emosional yang menyentuh kegelisahan masyarakat, seperti tunjangan anggota dewan yang dinilai fantastis dan mandeknya pembahasan Undang-Undang Perampasan Aset, sengaja “digoreng” di media sosial untuk menyulut amarah publik yang lebih luas. Mardiansyah melihat adanya pola yang mengingatkan pada peristiwa kelam 1998, di mana krisis finansial bereskalasi menjadi krisis politik yang menggulingkan rezim.

Namun, ia menggarisbawahi satu perbedaan krusial: absennya keterlibatan pihak asing dalam gejolak kali ini. Hal ini mengindikasikan bahwa pertarungan yang terjadi murni berasal dari dinamika kekuatan internal elite politik nasional yang saling berebut pengaruh dan sumber daya. Gerakan massa yang murni menyuarakan aspirasi, pada akhirnya ditunggangi untuk kepentingan politik sesaat.

Baca juga:
Farhat Abbas: Makar dan Keadilan yang Terluka

Salah satu spekulasi paling menarik yang dibahas adalah mengenai target sesungguhnya dari gerakan ini. Marjansah berpendapat bahwa tujuan utama dari kerusuhan ini bukanlah untuk menjatuhkan Presiden Prabowo Subianto secara langsung. Sebaliknya, ia menduga sasaran tembaknya adalah posisi Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.

Ada skenario tersembunyi untuk menggoyang kursi wakil presiden, yang jika berhasil, akan membuka jalan bagi figur lain untuk menduduki posisi strategis tersebut dan mengubah peta kekuasaan secara signifikan. Narasi mengenai “Geng Solo” yang kerap dialamatkan kepada lingkaran Presiden Joko Widodo dan Gibran pun tak luput dari analisis.

Namun, Mardiansyah menepis teori konspirasi ini dengan menunjukkan fakta bahwa Presiden Prabowo menaruh kepercayaan penuh kepada Kapolri dan Panglima TNI, dua institusi kunci yang justru memiliki kedekatan historis dengan figur-figur yang diasosiasikan dengan “Geng Solo”. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa isu tersebut sengaja dihembuskan untuk memecah belah dan menciptakan ketidakpercayaan di level elite.