
OTTAWA – Pemerintah Kanada secara resmi mengumumkan sedang melakukan evaluasi mendalam terhadap hubungan bilateralnya dengan Israel. Langkah ini diambil sebagai respons langsung atas serangan udara Israel di Doha, ibu kota Qatar, pada hari Selasa.
Menteri Luar Negeri Kanada, Anita Anand, menyatakan sikap tegas pemerintah dalam sebuah konferensi pers di Edmonton, Rabu (10/9).
“Serangan kemarin terhadap Qatar tidak dapat diterima. Itu merupakan pelanggaran wilayah udara Qatar,” ujar Anand. “Terjadi kematian di darat ketika Qatar sedang berusaha memfasilitasi perdamaian.”
Anand menegaskan bahwa insiden ini mendorong Ottawa untuk meninjau kembali kebijakannya. “Pada saat yang sama (dengan proses pengakuan Palestina), kami sedang mengevaluasi hubungan dengan Israel,” katanya.
Pengumuman ini menambah dinamika baru dalam kebijakan luar negeri Kanada di Timur Tengah. Sebelumnya, pada 30 Juli, pemerintah telah menyatakan “berada di jalur untuk mengakui Palestina secara resmi,” sebuah langkah signifikan yang kini diperkuat dengan evaluasi hubungan terhadap Israel.
Militer Israel pada hari Selasa mengklaim telah melancarkan “serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior” Hamas. Namun, serangan tersebut menuai kecaman keras dari Qatar, yang menyebutnya sebagai tindakan “pengecut” yang menyasar bangunan tempat tinggal anggota biro politik Hamas.
Qatar, bersama Amerika Serikat dan Mesir, telah menjadi mediator kunci dalam upaya mengakhiri perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 64.600 warga Palestina sejak Oktober 2023.
Dalam pernyataannya, Anand juga menekankan komitmen Kanada terhadap perdamaian dan penanganan krisis kemanusiaan di Gaza.
“Kanada merupakan donor bilateral tertinggi ketiga untuk bantuan kemanusiaan, dan kami ingin truk-truk makanan tersebut dapat melewati jalur darat,” tegasnya, menyoroti urgensi penyaluran bantuan ke wilayah yang terkepung tersebut.
