JAKARTA – Pakar intelijen, Ridwan Habib, menyoroti meningkatnya tensi politik nasional dan mengupas berbagai isu krusial yang dapat mengancam stabilitas di era pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ia menegaskan bahwa isu “Geng Solo” yang sengaja diembuskan pascakerusuhan hanyalah “tabir asap” (smoke screen) yang dirancang untuk mengalihkan perhatian publik dan menciptakan kecurigaan tak berdasar.
Menurut Habib, narasi yang mengaitkan kerusuhan dengan kampung halaman Presiden Jokowi dan keluarganya, termasuk Wakil Presiden Gibran, adalah sebuah framing berbahaya yang merusak citra Kota Solo dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca juga:
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo: Retorika dan Realita
Ia mendesak aparat kepolisian untuk segera mengumumkan hasil investigasi para pelaku kerusuhan agar dalang di baliknya terungkap, sekaligus mematahkan narasi liar yang terus berkembang di tengah masyarakat.
Lebih jauh, Habib menyoroti pentingnya soliditas dan kekompakan yang harus ditunjukkan oleh para pemimpin negara. Ia menilai, kurangnya gestur publik yang menunjukkan kesatuan antara Presiden Prabowo dan Wapres Gibran.
“antara pimpinan TNI dan Polri, telah membuka ruang bagi berkembangnya narasi perpecahan. Menurutnya, tim komunikasi istana perlu merancang strategi untuk secara konsisten menampilkan citra kepemimpinan yang solid dan terpadu” kata Ridlwan Habib di Podcast Ruang Konsensus.
