
JAKARTA – Dinamika politik nasional kembali memanas seiring belum terisinya sejumlah posisi menteri strategis di kabinet Presiden Prabowo Subianto. Kekosongan kursi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam) serta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) telah memicu berbagai spekulasi di ruang publik dan menimbulkan pertanyaan mengenai arah kebijakan pemerintah.
Secara khusus, posisi Menko Polkam menjadi sorotan tajam pasca-pencopotan Budi Gunawan. Host Konsensus, Budhius M. Piliang. Dalam monolognya berpendapat bahwa pengamat politik tersebut membantah spekulasi liar yang mengaitkan pencopotan Budi Gunawan dengan kerusuhan Agustus lalu.
Ia meyakini, berdasarkan data intelijen, Presiden Prabowo sudah mengantongi nama dalang kerusuhan sebenarnya dan telah memanggil sejumlah pejabat untuk dimintai keterangan.
Sejumlah nama besar kini masuk dalam bursa calon Menko Polkam, di antaranya Plt Menko Polkam saat ini, Sjafrie Sjamsoeddin, Mahfud MD, hingga Tito Karnavian. Namun, Sjafrie Sjamsoeddin dinilai menjadi kandidat paling potensial untuk diangkat secara definitif, mengingat pengalamannya yang mumpuni.
Di sisi lain, posisi Menteri Pertahanan yang ditinggalkannya juga tak kalah strategis, dengan nama-nama seperti Dudung Abdurachman dan Agus Subianto dianggap layak untuk mengisinya.
Sementara itu, kursi Menpora yang telah lama kosong juga memunculkan perdebatan. Wacana yang berkembang cenderung mengedepankan figur muda, dengan nama seperti Raffi Ahmad hingga Putri Komarudin dari Golkar sempat mencuat.
Namun, pengamat tersebut mengkritik asumsi bahwa Menpora harus selalu berusia muda, dan menekankan bahwa kapabilitas manajerial dan pengalaman politik jauh lebih penting ketimbang faktor usia.
