
JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman angkat bicara mengenai lonjakan harga ayam potong di sejumlah daerah. Ia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan harga agar menguntungkan peternak, namun tetap terjangkau oleh konsumen.
Menurut Mentan, kenaikan yang terjadi saat ini merupakan bagian dari proses pemulihan (recovery) bagi para peternak yang sebulan lalu justru menjerit akibat anjloknya harga.
“Satu bulan lalu berapa harga ayam? Rp 18.000 per kilogram di tingkat peternak. Menjerit itu peternak seluruh Indonesia. Jadi, baru peternak kita recovery, tapi tidak boleh juga terlalu tinggi. Kita jaga dua-duanya,” kata Mentan di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Baca juga:
BGN Setop Program MBG di Bandung Barat
Pernyataan ini merespons keluhan di pasar, seperti di Banyumas, Jawa Tengah, di mana harga ayam potong melonjak dari Rp 35.000 menjadi Rp 42.000 per kg. Kenaikan ini menyebabkan penjualan anjlok dan masyarakat beralih membeli bagian ayam yang lebih murah seperti ceker.
Untuk menjaga stabilitas, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengambil sejumlah langkah. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa stok ayam nasional saat ini surplus hingga 300 ribu ton, sehingga pasokan dijamin aman.
“Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus bergerak cepat menjaga kestabilan harga ayam pedaging,” ujar Agung.
Kementan juga bekerja sama dengan Satgas Pangan dan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan harga di lapangan demi mencegah praktik yang merugikan. Selain itu, pemerintah mendorong fasilitasi distribusi ke berbagai daerah serta mengintegrasikan pasokan ayam dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk memperkuat daya beli masyarakat.
