
KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia mengecam keras tindakan Israel yang diduga telah menculik 23 relawan kemanusiaan asal Malaysia dari rombongan kapal Global Sumud Flotilla di perairan internasional. Pemerintah menuntut pembebasan segera para relawan yang sedang dalam misi menyalurkan bantuan ke Gaza tersebut.
Menteri Komunikasi Malaysia, Fahmi Fadzil, menyatakan bahwa langkah-langkah konkret akan segera diumumkan untuk merespons insiden serius ini. Menurutnya, pemerintah sedang berkoordinasi intensif dengan Kementerian Luar Negeri (Wisma Putra) dan Kantor Perdana Menteri.
“Ada beberapa langkah yang akan diambil. Kami sedang koordinasi… Dalam beberapa jam akan ada pengumuman tindakan yang akan diambil kerajaan (pemerintah),” kata Fahmi Fadzil setelah sebuah acara di Kuala Lumpur, Kamis.
Fahmi menegaskan bahwa Malaysia tidak dapat menerima tindakan pengadangan dan penangkapan di wilayah perairan internasional.
Baca juga:
Di Balik Tawaran 20.000 Pasukan Perdamaian Prabowo.
“Kami menolak dengan keras upaya mengganggu dan menculik relawan. Ini tidak bisa diterima. Kami akan layangkan protes secepatnya,” tegasnya, seraya menambahkan bahwa jalur diplomatik akan ditempuh untuk menjamin kepulangan para relawan.
Seruan Keras PM Anwar Ibrahim
Tuntutan yang lebih keras datang langsung dari Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Dalam sebuah pernyataan terpisah, Anwar menuntut pembebasan tanpa syarat seluruh aktivis, baik dari Malaysia maupun internasional, yang ditahan dari rombongan flotilla tersebut.
“Bebaskan mereka segera! Jangan bertindak kejam dan zalim kepada aktivis serta relawan,” seru Anwar dengan tegas.
Misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla tersebut diikuti oleh total 34 relawan asal Malaysia. Dari jumlah itu, 23 orang di antaranya kini dilaporkan telah ditahan oleh militer Israel saat kapal mereka diadang dalam perjalanan menuju Gaza.
