JAKARTA – Dalam pertemuan di Hambalang, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya yang tidak bisa ditawar terhadap program-program andalannya. Ia menekankan bahwa program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Rakyat adalah fondasi utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama anak-anak di pedesaan.
“Selain itu, Prabowo juga memaparkan fokusnya untuk memberdayakan kampung-kampung nelayan dan memperkuat sistem koperasi yang berlandaskan Pasal 33 UUD 1945. Ia menyatakan bahwa program-program ini “tidak boleh gagal” dan harus dieksekusi secara sistematis” seperti yang dikatakan Zulfan Lidan dalam Podcast Unpacking.
Suasana pertemuan yang juga dihadiri oleh sejumlah insan pers seperti Uni Lubis dan Najwa Shihab digambarkan sangat serius namun cair, meskipun sebagian besar diskusi bersifat “off the record” karena menyangkut isu-isu sensitif kenegaraan. Presiden Prabowo tampil energik dan fokus selama 14 jam penuh.
Baca juga:
Analisis Dalang Kerusuhan oleh Irjen (Purn) Aryanto Sutadi
Mengenai isu gangguan keamanan nasional, Presiden Prabowo memiliki pandangan yang tegas. Menurutnya, kerusuhan yang terjadi bukanlah murni gerakan mahasiswa, melainkan aksi yang didalangi oleh pihak-pihak lain dengan niat melakukan kudeta. Ia juga mengindikasikan adanya campur tangan asing, khususnya dari negara tetangga, yang tidak senang dengan kemajuan Indonesia dan berupaya melakukan destabilisasi.
Sebagai penutup, pertemuan mendadak dengan Jokowi di Solo sesaat setelah dari Hambalang menjadi konfirmasi soliditas hubungan kedua tokoh. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi lebih banyak berperan sebagai pendengar yang menyerap informasi, sementara Prabowo aktif memaparkan programnya. Jokowi menegaskan dukungan penuhnya bagi kesuksesan pemerintahan Prabowo.
