44 views 2 mins 0 comments

Dua Abad Wonosobo, Kebangkitan Pariwisata dan Identitas Lokal

In Budaya, Leisure
July 24, 2025

WONOSOBO – Peringatan Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo tahun ini disambut dengan gebyar luar biasa. Bertema “Dwi Abad Wonosobo, Kukuh Ing Tembayatan Unggul Ing Samukawis, Tumuju Wonosobo Raharjo Adil Lan Makamur”.

Lebih dari satu bulan, berbagai kegiatan budaya, prosesi adat, hingga atraksi spektakuler disiapkan.

Dimulai sejak akhir Juni, lebih dari 30 agenda telah dijadwalkan dalam dua kategori utama: acara inti dan pendukung. Masing-masing melibatkan ribuan warga dan berbagai elemen masyarakat, menjadikan peringatan tahun ini yang paling meriah sepanjang sejarah Hari Jadi Wonosobo.

“Momentum 2 abad ini kami kemas semegah mungkin, agar jadi ruang perjumpaan budaya, sejarah, dan kegembiraan warga,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Agus Wibowo, seperti dilaporkan Radar Magelang,Selasa (22/7/2025).

Baca juga:
Menteri Kebudayaan Dukung Pelaksanaan Festival Adat Budaya Nusantara

Rangkaian acara inti mencerminkan kekayaan tradisi dan akar sejarah Wonosobo. Dimulai dari Pasrah Tampil Panji pada 3 Juli, prosesi dilanjutkan dengan Gelar Budaya di 15 kecamatan, pengambilan air dari enam tuk sakral, hingga ziarah ke makam pendiri Wonosobo di Payaman, Magelang.

Tanggal 23 Juli 2025 menjadi hari padat spiritualitas dan simbolisme, lewat Bedhol Kedhaton, Topo Bisu, doa lintas iman Hastungkoro, hingga Birat Sengkolo yang digelar malam hari.

Semua berpuncak pada Kamis, 24 Juli 2025, dengan rangkaian Pisowanan Agung, ritual cukur rambut gimbal, dan pentas seni kerakyatan yang dipusatkan di pendopo dan Alun-alun Wonosobo.

Yang paling menyita perhatian adalah kehadiran atraksi terjun payung yang dijadwalkan tampil saat puncak perayaan. Penerjun dari TNI AU akan menghiasi langit Wonosobo dengan bendera merah putih dan lambang daerah.

Baca juga:
Perjalanan Menembus Gaza

Tak kalah meriah, puluhan acara pendukung turut digelar untuk menjangkau seluruh kalangan. Mulai dari Java Balloon Attraction di Kalianget (6 Juli), Festival Gumebyar Kalikajar, Festival Rakyat Kaliwiro, hingga Galanita atau pertandingan sepak bola wanita yang digelar di Alun-alun.

Ada pula Wonosobo Wedding Expo, Kirab Syukur, hingga pelayanan publik seperti Adminduk Mobile, cek kesehatan gratis, dan aneka kontes kambing, koi, domba, hingga tanaman hias. Kemeriahan ini ditutup oleh Konser Artis Ibu Kota (2 Agustus) dan Opera Historia De Sabha (9 Agustus) sebagai penutup epik dari seluruh rangkaian peringatan.

“Semua elemen kami libatkan. Dari budaya, ekonomi kreatif, hingga olahraga dan pelayanan sosial. Hari Jadi bukan sekadar ulang tahun, tapi perayaan hidup bersama dalam semangat gotong-royong,” lanjutnya.*