JAKARTA – Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, menyatakan latar belakang keluarga Presiden Prabowo Subianto yang sangat lekat dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Menurut Qodar, peran penting Margono Djojohadikusumo (kakek Prabowo), sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan penggagas Uang Republik Indonesia (ORI), yang membuatnya dijuluki “Bapak Rupiah”.
“Ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo, juga merupakan tokoh ekonomi dan diplomat yang terlibat dalam Perundingan Meja Bundar. Latar belakang ini, ditambah dengan dua pamannya yang gugur sebagai pahlawan, diyakini membentuk penghayatan Prabowo yang sangat mendalam terhadap kedaulatan dan keutuhan NKRI, yang tercermin dalam semangat perayaan HUT RI pertamanya sebagai presiden,” jelas Qodari di Unpacking Indonesia – Zulfan Lindan.
Ia menambahkan, pidato Presiden Prabowo sebagai “Prabowonomics”. Poin utamanya adalah penekanan Prabowo untuk kembali pada amanat konstitusi, khususnya Pasal 33 UUD 1945, yang menyatakan bahwa cabang-cabang produksi penting dan kekayaan alam harus dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Prabowo, kata Qodari, juga menyoroti anomali seperti kelangkaan minyak goreng di negara produsen sawit terbesar dan kekurangan gas di negara penghasil gas.
“Ini menjadi dasar dari visi ekonominya untuk menata ulang pengelolaan sumber daya alam, seperti yang sudah dimulai melalui Agrinas Palma yang kini menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia,” jelasnya.*
