
TOKYO – Kampanye pemilihan presiden Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang secara resmi dimulai pada Senin (22/9), memanaskan perebutan kursi Perdana Menteri yang akan ditinggalkan oleh Shigeru Ishiba. Namun, dalam kontestasi kali ini, pemenang tidak dijamin secara otomatis akan menjadi pemimpin Jepang berikutnya.
Lima tokoh parlemen bersaing dalam pemilihan yang dijadwalkan pada 4 Oktober mendatang. Situasi politik menjadi rumit karena koalisi pemerintah LDP dengan Partai Komeito telah kehilangan mayoritas di Majelis Rendah sejak pemilu Oktober 2024. Akibatnya, perdana menteri baru nantinya membutuhkan dukungan dari partai oposisi untuk dapat memerintah secara efektif.
Berdasarkan jajak pendapat media, dua nama muncul sebagai kandidat terkuat. Pertama adalah mantan Menteri Dalam Negeri, Sanae Takaichi (64), seorang politisi konservatif yang berambisi menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang. Pesaing utamanya adalah Shinjiro Koizumi (44), Menteri Pertanian dan putra mantan PM populer Junichiro Koizumi, yang menjadi kandidat termuda.
Baca juga:
AS Resmi Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang 15 Persen
Tiga kandidat lainnya adalah Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi (64) yang berhaluan moderat, mantan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi (69) yang dikenal sebagai negosiator ulung, dan mantan Menteri Keamanan Ekonomi Takayuki Kobayashi (50) yang dipandang sebagai tokoh konservatif.
Kontestasi kepemimpinan LDP ini dipercepat setelah PM Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya. Ia mengambil tanggung jawab atas kekalahan koalisi pemerintah dalam pemilihan Majelis Tinggi pada 20 Juli lalu.
Dengan kondisi parlemen yang terbelah, isu-isu utama yang akan mendominasi masa kampanye diperkirakan adalah strategi untuk bekerja sama dengan oposisi, reformasi internal partai, serta langkah-langkah konkret untuk menekan biaya hidup yang terus meningkat.
