62 views 10 mins 0 comments

Kereta Petani – Pedagang Wujud Empati PT KAI

In Kolom
August 25, 2025

Petani dan pedagang yang tidak menginap berangkat dari desa sekitar jam 02.00 menggunakan sepeda motor, ojek atau menyewa angkutan umum berombongan. Tarif kisaran Rp 10 ribu – Rp 20 ribu per orang tergantung moda yang dipilih dan jarak tempuh.

Setiba di Jakarta, ada yang cukup melanjutkan dengan berjalan kaki menuju pasar, karena lokasi pasar dekat dengan stasiun. Ada pula tujuan pasar yang agak jauh dari stasiun menggunakan jasa bajaj sebagai angkutan lanjutannya dengan tarif Rp 20 ribu.

Aktivitas petani dan pedagang menggunakan KRL Commuter Line ditiadakan untuk Hari Senin.  KRL Commuter Line digunakan khusus mengangkut penumpang yang meningkat di awal hari kerja. Aktivitas menurun di hari Jumat, karena sebagian petani dan pedagang pria melakukan ibadah Sholat Jumat. Hari Selasa, Rabu dan Kamis merupakan aktivitas tertinggi mobilitas petani dan pedagang menggunakan kereta.

Omzet yang diperoleh setiap hari kisaraan Rp 250 ribu – Rp 800 ribu per hari. Pendapatan bersih yang didapat minimal Rp 100 ribu per hari. Selain itu, ada pula hasil bumi yang diangkut mobil pik up terbuka menuju pasar di Jakarta jika tidak mungkin diangkut kereta karena keterbatasan waktu muat. Di dalam kereta dilarang bertransaksi barang, khawatir menganggu penumpang lain. Baik dengan penumpang atau antar pedagang.

Jika ada kereta khusus petani-pedagang, waktu henti di stasiun bisa diatur hingga 5 menit. Tidak harus semua stasiun dari Rangkasbitung hingga Tanah Abang, kereta harus berhenti. Kereta cukup berhenti di stasiun yang berpotensi menaikkan dan stasiun yang menurunkan hasil bumi dan barang dagangan.

Keuntungan setelah ada kereta khusus petani-pedagang, seperti menghambat urbanisasi di perkotaan, kapasitas barang yang diangkut bisa lebih banyak, jumlah petani-pedagang bisa ditingkatkan, penumpang tidak terganggu dengan tumpukan barang pedagang dan hasil bumi petani, hewan ternak (ayam, bebek dan kambing) dapat kembali diangkut, dapat meningkatkan perekonomian desa.

Kolaborasi pemangku kepentingan 
Perlu peran serta Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Pemda Kab. Lebak dengan PT KAI untuk mewujudkan program ini, supaya para petani dan pedagang mendapat layananan yang lebih baik. PT KAI menyediakan kereta khusus bagi petani dan pedagang beserta fasilitas pendukungnya. Direktorat Jenderal Perkeretaapian mengusulkan melalui DIPA di Kementerian Keuangan memberikan subsidi bagi operasional kereta petani-padagang.

Sementara Pemda Kab. Lebak menyediakan fasilitas angkutan umum menuju stasiun terdekat. Pemda dapat menyediakan angkutan umum gratis (first mile). Misalnya, kepada sejumlah angkutan umum itu diberikan insentif sebagai pengganti BBM setiap hari dengan kewajiban mengangkut petani dan pedagang menuju stasiun terdekat.

Pernah beroperasi bus pasar di Jakarta hingga akhir 1980an. Pemropv. DKI Jakarta dapat diajak untuk mengakifkan kembali operasi bus pasar itu sebagai angkutan lanjutan (last mile) dari stasiun. Selain itu, dapat melibatkan KPAI (Komisi Perlindungan Anak dan Ibu) untuk mendapatkan masukan sebelum kereta petani-pedagang diluncurkan.

Layanan kereta petani-pedagang dapat diperluas ke lintas kereta yang lain, terutama dulunya pernah ada kereta lokal, misalnya lintas Stasiun Purwakarta – Stasiun Kota, Stasiun Wonogiri – Stasiun Purwosari, Stasiun Rancaekek – Stasiun Bandung, Stasiun Sukabumi – Stasiun Kota. Tidak harus kereta khusus, bisa juga digandengkan dengan kereta penumpang di lintas yang belum ada jaringan kereta listrik. 

Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kemenhub dapat membuat model pola integrasi. Model itu untuk meningkatkan integrasi berbagai moda transportasi dan multimoda yang mendukung satu sama lain, mendorong penggunaan transportasi umum, dan menciptakan lalu lintas perkotaan/pedesaan yang lebih nyaman.

Sementara, bagi petani dan pedagang yang menginap di pelataran teras stasiun, dapat disediakan ruang atau tempat khusus yang terlindung dari kucuran air hujan ketika hujan turun. Dapat disediakan karpet sebagai alas tidur. 

Keberadaan kereta yang dikhususkan bagi petani-pedagang dan angkutan umum yang disediakan gratis oleh pemda setempat dapat memudahkan mobilisasi petani dan pedagang untuk distribusi hasil bumi dan barang dagangan. 

Memfasilitas sarana angkutan baik kereta mau angkutan umum bagi petani dan pedagang akan meningkatkan perputaran ekonomi dari desa ke kota. Serta mengurangi perpindahan warga dari desa ke kota.*

Djoko SetijowarnoAkademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.