57 views 9 mins 0 comments

Lahirnya Generasi Rentan: Kelas Baru di Balik Kerusuhan 2025

In Kolom
September 15, 2025

Indonesia di Persimpangan Jalan

Indonesia saat ini memiliki lebih dari 80 juta pekerja informal. Dari jumlah itu, lapisan besar kini telah terdigitalisasi. Pertanyaannya: apakah negara akan membiarkan Generasi Rentan terus berada di pinggir jalan sejarah? Atau berani menghadirkan kebijakan yang memberi perlindungan, literasi, dan jaminan sosial?

Ada beberapa jalan yang bisa ditempuh:

  1. Regulasi Platform: Negara perlu menetapkan standar upah minimum, jam kerja layak, dan asuransi sosial bagi pekerja platform.
  2. Literasi Digital: Memberikan pelatihan dan akses agar pekerja tidak hanya bergantung pada algoritma, tetapi bisa naik kelas ke pekerjaan digital bernilai tambah.
  3. Jaring Pengaman Sosial: Jaminan kesehatan, pendidikan anak, hingga pensiun dasar harus mulai dipikirkan bagi Generasi Rentan.

Tanpa langkah ini, cita-cita Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi mimpi kosong. Sebab, bagaimana mungkin bangsa ini bisa maju jika mayoritas pekerjanya hidup dalam kerentanan yang akut?

Refleksi: Pilar Peradaban atau Sumber Kekacauan?

Generasi Rentan adalah cermin wajah kita hari ini. Mereka bukan sekadar angka dalam laporan statistik. Mereka adalah manusia dengan tubuh yang lelah, hati yang cemas, dan mimpi yang sering kali tertunda.

“The precariat is not just a class-in-the-making, it is a dangerous class.” — Guy Standing

Saya ingin menegaskannya dalam konteks Indonesia: Generasi Rentan bukan hanya kelas yang sedang terbentuk, tetapi bisa menjadi kelas berbahaya jika diabaikan.

Mereka seperti berdiri di atas jembatan rapuh, di antara harapan dan keputusasaan. Satu langkah salah bisa menjatuhkan mereka ke jurang gelap. Tetapi satu pegangan tangan dari negara dan masyarakat sipil bisa mengubah mereka menjadi energi besar untuk membangun demokrasi dan keadilan sosial.

Hadirnya Generasi Rentan inilah yang menjelaskan mengapa aksi protes dan kerusuhan di Indonesia, Agustus–September 2025, cepat meledak dan meluap di 107 titik, di 32 provinsi.

Pertanyaan akhirnya adalah: di abad ke-21 ini, apakah kita akan membiarkan Generasi Rentan menjadi sumber kekacauan? Ataukah kita berani mengubah mereka menjadi pilar peradaban baru?

Di pundak Generasi Rentan, sejarah Indonesia abad ke-21 akan ditulis.


Oleh: Denny JA

Menjelaskan akar ekonomi digital di balik gelombang aksi protes dan kerusuhan Agustus–September 2025 yang melanda Indonesia.