
JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan akan tetap memotong anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak terserap maksimal pada akhir Oktober 2025. Sikap tegas ini menjadi jawaban atas permintaan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta agar anggaran program unggulan tersebut tidak direalokasikan.
Polemik ini mengemuka di tengah laporan adanya percepatan signifikan dalam penyerapan anggaran MBG setelah perubahan mekanisme pencairan.
“Kan kita melihat sampai akhir Oktober, kalau tidak menyerap ya kita akan potong juga,” ujar Purbaya di Monumen Nasional, Jakarta, pada Minggu (5/10/2025).
Pernyataan ini merespons langsung permintaan Luhut pada Jumat lalu. Saat itu, Luhut meminta Purbaya tidak menarik sisa anggaran MBG karena penyerapannya diklaim telah sesuai rencana dan penting untuk menggerakkan perekonomian di tingkat bawah.
Baca juga:
JPPI Tuntut Presiden Hentikan Semua Dapur MBG dan Reformasi BGN
“Menteri Keuangan tidak perlu nanti ngambil-ngambil anggaran yang tidak terserap,” kata Luhut.
Penyerapan Anggaran Meroket Tiga Kali Lipat
Ancaman pemotongan anggaran oleh Kemenkeu pertama kali dilontarkan pada September lalu akibat lambatnya realisasi program MBG. Namun, data terbaru menunjukkan adanya perbaikan drastis.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Astera Primanto Bhakti, mengungkapkan bahwa penyerapan anggaran MBG meroket hingga tiga kali lipat pada September dibandingkan Agustus. Percepatan ini terjadi setelah pemerintah mengubah mekanisme pencairan dari sistem reimburse (penggantian) menjadi sistem pembayaran di muka sejak April lalu.
“Dari bulan Agustus ke September naik tiga kali lipat realisasinya. Ini good news-nya. Berarti proses yang ada di BGN (Badan Gizi Nasional) sudah semakin baik,” jelas Astera.
Data Realisasi Terkini
Berdasarkan data terbaru dari Kemenkeu, realisasi anggaran MBG kini telah mencapai sekitar Rp 20 triliun dari total pagu Rp 71 triliun, dan telah menjangkau 30 juta penerima manfaat. Angka ini meningkat signifikan dari posisi awal September yang baru mencapai Rp 13 triliun.
Sementara itu, Kepala BGN Dadan Hindayana melaporkan per 3 Oktober, realisasi anggaran khusus program MBG telah mencapai Rp 18,63 triliun atau 37 persen dari target total penerima manfaat selama sembilan bulan.
Meski menunjukkan tren positif, Menteri Keuangan Purbaya tetap akan menggunakan evaluasi penyerapan pada akhir Oktober sebagai penentu nasib sisa anggaran. Jika tetap ada dana yang tidak terserap, Kemenkeu berencana merealokasikannya untuk program lain, seperti bantuan pangan beras dan minyak goreng.
