118 views 17 mins 0 comments

Mengurai Arus Mudik Lintas Merak – Bakauheni

In Kolom
March 26, 2025

Diprediksi lalu lintas kendaraan musim mudik lebaran 2025 mengalami kenaikan sebesar 1,08% dibanding Lebaran 2024 dari rata-rata 152.766 kendaraan per hari menjadi 154.419 kendaraan per hari. Puncak Lalu lintas arus mudik diperkirakan terjadi pada Kamis (27 Maret 2025 (H-4) sebesar 179.296 kendaraan.

Sementara puncak arus mudik yang menuju Pulau Sumatera yang melalui Gerbang Tol Merak diprediksi pada hari Kamis – Jumat (27 – 28 Maret 2025 atau H-4 – H-3). Sementara puncak arus balik diprediksi pada Minggu (6 April 2025) dan Jumat (11 April 2025) atau H+5 dan H+10 sebesar 159.900 kendaraan per hari dan 167.118 kendaraan per hari.

Pengoptimalan penggunaan area penyangga ( buffer zone ) di jalur tol dan jalan arteri, diperlukan skema rekayasa lalu lintas yang optimal agar mengurangi beban pada keseluruhan pelabuhan. Apabila terjadinya kemacetan pada buffer zone yang digunakan adalah Rest Area KM 43, Rest Area KM 68, skema buka tutup jalan pada Cikuasa Atas dan buffer zone area Jalan Lintas Selatan (untuk kendaraan menuju Pelabuhan Ciwandan).

PT Astra Infra Toll Road juga menambah kapasitas lajur di beberapa ruas, semula 2 lajur menjadi 3 lajur. Penambahan lajur ini dalam upaya miningkatkan kecepatan dan kelancaran arus kendaraan di ruas jalan tol dari dan menuju Pelabuhan Merak.

Jalur pemudik motor

Ada 3 jalur mudik sepeda motor menuju Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Ciwandan. Rute 1 Batas Kab. Serang – Pelabuhan Penyeberangan Merak (61,3 Km), rute 2 Batas Kab. Serang – Bojonegara –  Pelabuhan Penyeberangan Merak (75,4 Km) dan rute 3 Batas Kab. Serang – Pelabuhan Ciwandan (61 Km).

Rute 1 adalah Batas Kab. Serang – Simpang Asem – Tol Cikande – Simpang Kragilan – Tugu Patung Serang – Simpang Ciceri – Simpang Pasar Royal – PCI – Cilegon Barat – Gerem – Pelabuhan Merak.

Rute 2 adalah Batas Kab. Serang – Simpang Asem – Tol Cikande – Simpang Kragilan – Tugu Patung Serang – Simpang  Ciceri – Simpang Pasar Royal – PCI – Cilegon Timur – Seruni – Bojonegara – Pelabuhan Merak.

Rute 3 adalah Batas Kab. Serang – Simpang Asem – Tol Cikande – Simpang Kragilan – Tugu Patung Serang – Simpang Ciceri – Simpang Pasar Royal – PCI – Pelabuhan Ciwandan.

Setiap mudik Lebaran, pemudik yang hendak menyeberang ke Pulau Sumatera menggunakan kapal penyeberangan selalu memilih melakukan perjalanan di malam hari. Hal ini menyebabkan lonjakan pemudik di pelabuhan mulai pukul 22.00 dan baru dapat terurai pukul 06.00 keesokan harinya.

Pemudik memilih melakukan perjalanan di malam hari agar dapat tiba di daratan Sumatera pada pagi hari sehingga lebih nyaman untuk melanjutkan perjalanan dengan pertimbangan faktor keamanan.

Pemudik masih merasa was-was jika harus melakukan perjalanan di malam hari di jalan non-tol, terutama menggunakan kendaraan sepeda motor. Alasan keamanan menyebabkan pemudik memilih menyeberang pada jam tersebut. Pemda Provinsi Lampung berserta Polda Lampung harus menjamin pemudik merasa aman dan nyaman ketika memasuki wilayah Provinsi Lampung.

Untuk pesepeda motor ke Pelabuhan Ciwandan masih disediakan lahan buffer zone Jalan Lingkar Selatan (JLS) Cilegon digunakan pada saat kendaraan pada lahan parkir Pelabuhan Ciwandan sudah penuh. Dikarenakan tidak dapat menampung kendaraan lagi, maka digunakan lahan tersebut sebagai tampungan tambahan kendaraan.

Pemisahan pemudik sepeda motor melalui Pelabuhan Ciwandan, pemudik yang sudah berada di area tunggu, tidak sampai satu jam sudah bisa masuk ke kapal yang akan menyeberangkan. Memang untuk malam hari terjadi antrean panjang, karena pemudik sepeda motor dominan memilih menyeberang malam hari. Jika pemudik sepeda motor mau cepat dapat memilih menyeberang pagi hingga sore.

Pelabuhan Bandar Bakau Jaya

Data dari PT ASDP Indonesia Ferry (2025), jarak dari Exit Tol Cilegon Timur ke Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) 9 km dengan waktu tempuh 19 menit. Luas areanya 19,5 hektar dengan kapasitas parkir kendaraan barang (truk) sejumlah 1.200 unit atau setara dengan 2.400 unit kendaraan kecil. Rencana operasional 6 unit KMP dengan jumlah 2 trip per hari (total 10 trip).

Di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) baik di Bakauheni dan Bojonegara tersedia tempat istirahat yang memadai bagi pengemudi truk yang akan beristirahat dan merebahkan badan. Tersedia pula kantin makanan yang bersih dengan harga yang terjangkau bagi pengemudi truk.

Pemisahan angkutan barang melalui Pelabuhan Bandar Bakau Jaya dalam upaya tetap terjamin kelancaran angkutan logistik ke Pulau Sumatera. Tidak terkendala adanya pelaksanaan mudik lebaran. Ketersediaan kebutuhan masyarakat di Pulau Sumatera tidak terganggu dan pengusaha angkutan barang tidak terhenti bisnis logistiknya.

Ada tambahan kapal yang akan menyeberangkan truk barang akan sangat membantu mempercepat truk barang diseberangkan. Pengusaha angkutan barang tidak perlu khawatir barang yang diangkut akan terlambat berhari-hari.

Terminal Terpadu Merak

Terminal Terpadu Tipe A Merak diambil alih pengelolaan dari Pemprov. Banten ke Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pada tahun 2017 bersamaan dengan Terminal Tipe A Pakupatan, Terminal Tipe A Lebak dan Terminal Tipe A Labuan. Pengambilalihan itu berdasarkan Amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Terminal Terpadu Merak dapat dikatakan menjadi salah satu pintu gerbang bagi Masyarakat yang ke Merak menggunakan bus AKAP yang terintegrasi langsung dengan Pelabuhan Penyeberangan Merak. Tidak hanya Jabodetebek, terminal ini juga melayani keberangkatan menuju berbagai kota di Pulau Jawa. Namun sayangnya kondisi kebersihan di Terminal Terpadu Merak masih harus menjadi perhatian pihak pengelola dalam hal ini PT ASDP. Terminal ini dikerjasamakan dengan PT ASDP Indonesia Ferry.

Jumlah armada yang beroperasi di Terminal Terpadu Merak sebanyak 281 unit (11.808 orang). Jumlah PO Bus ada 16 perusahaan dengan 19 trayek yang dilayani.

Keberadaan Terminal Terpadu Merak memudahkan penumpang dapat langsung menggunakan jembatan penghubung menuju dermaga yang dituju di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Jembatan penghubung berpendingin udara yang sejuk.

Pejalan kaki tidak harus kepanasan. Antara Terminal Terpadu Merak dan Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Merak telah terhubungn jembatan untuk pemudik non kendaraan atau penumpang pejalan kaki.

Pemudik kapal penyeberangan wajib memiliki tiket

Pemudik yang akan menyeberang melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak sudah harus memiliki tiket sesuai jadwal kapal. Masyarakat dapat dengan mudah memilih jadwal dan membeli tiket penyeberangan melalui aplikasi Ferizy. Jika belum memiliki tiket, maka penumpang maupun kendaraan tidak diijinkan masuk ke dalam Kawasan Pelabuhan Penyeberangan Merak.

Terdapat ketentuan area geofencing bagi calon penumpang yang akan membeli tiket penyeberangan melalui aplikasi Ferizy. Geofencing ditetapkan 4,71 km di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Pelabuhan Ciwandan, dan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya Bojonegara.

Dengan ketentuan ini maka jika calon penumpang sudah berada dalam radius 4,71 km dari pelabuhan maka tidak dapat melakukan pembelian tiket kapal penyeberangan. Geofencing adalah teknologi yang menggunakan GPS, RFID, atau Beacon untuk mendeteksi ketika seseorang atau perangkat memasuki atau meninggalkan area tertentu.

Kebijakan penerapan area geofencing ini untuk mentertibkan/menghilangkan penjualan tiket online dadakan di sepanjang jalan masuk menuju Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Penyeberangan Merak.

Pemangku kepentingan ( stakeholder ) di wilayah Merak, seperti Penglola Transportasi Darat (BPTD) Banten Kementerian Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten Kementerian Perhubungan, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Astra Infra Toll Road, PT Pelindo berupaya secara bersama memberikan layanan terbaik bagi pemudik lebaran 2025 agar tidak terulang kasus kemacetan musim mudik lebaran di tahun 2024 lalu.

Tentunya ikhtiar seluruh kebijakan yang telah dipersiapkan ini perlu didukung seluruh instansi dan stakeholder yang ada. Dengan begitu akan terwujud penyelenggaraan angkutan lebaran yang berkeselamatan, aman, nyaman, dan lancar.*

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.