
Performa finansial yang menggembirakan
Dalam empat tahun terakhir, MotoGP berhasil mempertahankan pendapatan tahunan di atas €460 juta, dengan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) yang konsisten tinggi. Meskipun pada tahun 2024 terjadi pembatalan tiga balapan (di Kazakhstan, India, dan Valencia), margin EBITDA tetap bertahan di atas 34%.

Menariknya, pengeluaran modal (capital expenditure) hanya berkisar 1,5% dari total pendapatan, menandakan efisiensi dan kestabilan finansial yang tinggi. Komponen biaya terbesar MotoGP berasal dari pembayaran kepada tim (IRTA), logistik global, serta produksi dan distribusi siaran TV.
Sementara itu, lebih dari 65% pengeluaran operasional dialokasikan untuk gaji dan kompensasi pegawai—menegaskan bahwa sumber daya manusia adalah aset utama dalam industri ini.
Baca juga:
Menpora Tinjau Kesiapan Sirkuit Mandalika Sambut MotoGP
Sinergi strategis
Akuisisi 84% saham MotoGP oleh Liberty Media Corporation—perusahaan induk dari Formula 1 Group—menjadi langkah strategis besar dalam lanskap olahraga global. Akuisisi ini dilakukan secara tunai, didukung oleh komitmen pembiayaan sebesar $1 miliar. Manajemen MotoGP tetap mempertahankan 16% kepemilikan, yang memastikan kesinambungan visi dan tata kelola yang telah terbukti selama ini.
Dengan berada dalam satu payung yang sama dengan Formula 1, MotoGP memiliki peluang sinergi dalam distribusi media, ekspansi pasar, dan efisiensi operasional. Selain itu, kolaborasi ini membuka pintu untuk inovasi bersama, termasuk dalam aspek pemasaran, hospitality, serta pengembangan audiens lintas platform.

Tantangan dan peluang di masa depan
MotoGP akan menghadapi fase baru pada 2027 seiring penerapan regulasi teknis yang bertujuan menyederhanakan aerodinamika dan meningkatkan aspek kompetitif. Langkah ini dirancang untuk membuat balapan semakin seru dan adil, sekaligus memperkuat positioning MotoGP sebagai tontonan yang mudah diakses oleh penonton baru.
Dalam waktu yang bersamaan, pertumbuhan audiens digital, peningkatan popularitas di media sosial, dan perkembangan siaran langsung menjadikan MotoGP semakin relevan dengan pola konsumsi konten masa kini. Wilayah Asia, termasuk Indonesia, India, dan Thailand, menjadi target utama ekspansi jangka menengah, mengingat besarnya basis penggemar dan potensi komersial yang belum sepenuhnya tergarap.

Baca juga:
Kepala Bea Cukai Mataram Kunjungi Sirkuit Mandalika
MotoGP kini berada dalam posisi strategis yang tidak hanya kuat dari sisi olahraga, tetapi juga dari sisi bisnis global. Dengan basis penggemar yang luas, ekosistem yang matang, dan struktur bisnis yang berkelanjutan, MotoGP menawarkan proposisi nilai yang menarik bagi investor, mitra komersial, dan pemangku kepentingan industri olahraga.
Didukung oleh sinergi dengan Liberty Media dan kepemimpinan manajemen yang berpengalaman, MotoGP siap menghadapi tantangan masa depan dan terus tumbuh sebagai brand olahraga internasional yang relevan, menguntungkan, dan inspiratif.

Priandhi Satria, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), menyoroti pentingnya posisi Indonesia dalam ekosistem ini. “MotoGP bukan hanya ajang balap internasional, tapi juga menjadi magnet investasi, promosi pariwisata, dan penciptaan lapangan kerja lokal,” ujarnya.
“Di Mandalika, efek berganda MotoGP sangat nyata, hotel penuh, UMKM bergerak, dan nama Indonesia mendunia. Karena itu, kami di MGPA berkomitmen terus meningkatkan standar penyelenggaraan agar Indonesia menjadi tuan rumah yang membanggakan dan strategis dalam kalender MotoGP global,” ia menambahkan.*
