
JAKARTA- Mantan Kepala Bais TNI, Laksda (Purn) Soleman B. Ponto menyebut fungsi Intelijen sebagai early indication and warning khususnya pada aparatur Intelijen negara. Jangan sampai sebuah ancaman hanya dilihat satu sisi instansi.
“Jadi semua ter-cover dan semua ancaman bisa dinetralisir. Itu harus menjadi concern untuk ancaman dalam dan di luar negeri. Dari lokasi di mana saja dan apa kegiatan yang membahayakan serta indikasi membahayakan negara,” paparnya di Unpacking Indonesia – Zulfan Lindan.
Soleman juga menyinggung bagaimana aturan penguasaan tambang dan wilayah. Di sini muncul penguasaan pulau-pulau, juga ada pemanfaatan peraturan perundangan dan menjadi ancaman terhadap negara.
“Bahwa dalam aturan perundangan ini bergeser dan membuat Aceh kemarin ribut. Nah, apa ini jadi sebuah kesengajaan?” ujarnya.
Soleman juga menyatakan semua yang terlibat dalam kasus di Aceh hingga kini masih hidup.
“Jadi indikasi apa yang akan terjadi dalam kasus ini. Kita harus tahu sebab dan akibatnya,” ia menegaskan.
Sebagai pengamat intelijen Soleman juga menjadikan teroris dan penyelundup sebagai kawan berpikir.
“Kita harus memahami motif, tujuan dan siapa yang dibela mereka. Karena dari situ kita bisa membuat tindakan preventif dan menjaga kesatuan negeri ini,” tandasnya.*
