
Manusia memiliki etos untuk senantiasa berpikir dan menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi dirinya dan lingkungan sosial di sekitarnya. Dalam konteks penggunaan media sosial, etos ini seharusnya mendorong individu untuk berpikir kritis sebelum membagikan informasi, mempertimbangkan dampak setiap unggahan, dan berusaha berkontribusi dalam percakapan yang positif dan produktif.
Dengan cara ini, media sosial dapat menjadi alat untuk memperkuat jejaring sosial dan memajukan diskusi yang bermakna. Untuk mencapai hal ini, diperlukan pendidikan dan kesadaran yang lebih besar tentang literasi digital. Pengguna media sosial harus dilatih untuk mengenali informasi yang akurat dan terpercaya serta menghindari jebakan berita palsu dan propaganda.
Selain itu, penting untuk mempromosikan nilai-nilai etis dan tanggung jawab dalam media sosial agar setiap orang dapat berpartisipasi di ruang digital dengan cara yang menghormati dan menghargai orang lain. Dengan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab pengguna media sosial, kita dapat memanfaatkan platform ini untuk tujuan yang lebih baik.
Media sosial memiliki potensi besar untuk menyebarkan pengetahuan, membangun komunitas, dan memfasilitasi perubahan sosial yang positif. Namun, kita harus berkomitmen untuk menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab agar potensi ini dapat diwujudkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada acara podcast Unpacking yang dibawakan oleh Zulfan Lindan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Menurut Creswell (dalam Bungin, 2007), penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni menggambarkan gejala atau hubungan antara gejala-gejala yang ditemukan melalui pengamatan terhadap media.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan merangkum berbagai kondisi, situasi, dan fenomena yang terjadi dalam masyarakat sebagai objek penelitian, serta berusaha mengangkat realitas tersebut ke permukaan sebagai karakteristik, sifat, model, tanda, atau gambaran dari kondisi atau fenomena tertentu.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata atau narasi yang dianggap sebagai kunci terhadap apa yang diteliti. Sumber data yang digunakan meliputi:
- Studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data melalui buku, jurnal, surat kabar, dan internet yang berkaitan dengan pengaruh media sosial dalam politik, khususnya dalam strategi komunikasi politik.
- Observasi langsung terhadap media yang telah ditentukan sebagai objek penelitian, yaitu podcast Unpacking yang dipandu oleh Zulfan Lindan. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan komunikasi politik yang dilakukan oleh Zulfan melalui podcast tersebut.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara bersamaan dan berkesinambungan, yaitu melalui empat tahap:
- Reduksi data: menyaring data yang penting dan relevan;
- Penyajian data: menyusun data yang telah direduksi dalam bentuk narasi atau visualisasi agar mudah dipahami;
- Penarikan kesimpulan: membuat interpretasi berdasarkan data yang tersedia;
- Verifikasi data: memastikan bahwa kesimpulan yang diambil didukung oleh data yang valid dan kuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Zulfan Lindan dan Podcast Unpacking
Zulfan Lindan, seorang aktivis dan mantan Ketua DPP Partai NasDem, menjadi pembawa acara podcast politik “Unpacking” di Indonesia. Podcast ini menghadirkan analisis politik yang santai namun mendalam, sehingga pendengar dapat memperoleh wawasan dari seseorang yang telah terlibat langsung di berbagai tingkatan politik.
Episode pertama podcast ini mewawancarai Eros Djarot, seorang aktivis senior dan pengamat kebudayaan yang mengkritik Jokowi, sementara Zulfan sendiri menyatakan dukungannya terhadap pasangan Prabowo–Gibran dalam pemilu presiden 2024.
Komunikasi politik yang dilakukan Zulfan dapat didefinisikan sebagai komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.
Kerangka komunikasi politik menurut ilmu komunikasi dapat dijelaskan melalui paradigma Lasswell: siapa mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa. Paradigma ini berlaku dalam setiap proses komunikasi, termasuk komunikasi politik.
Pada tahun 2020, Zulfan Lindan semakin dikenal publik setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Anies Baswedan adalah antitesis dari Jokowi. Pernyataan ini menarik perhatian media dan publik serta memicu reaksi keras dari Partai NasDem, tempat Zulfan pernah bernaung.
Akibatnya, Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, memutuskan untuk memberhentikan Zulfan sebagai kader partai. Keputusan ini mencerminkan ketidaksepakatan partai terhadap pandangan Zulfan yang dinilai tidak sejalan dengan garis politik partai.
Pernyataan Zulfan tersebut memicu ketegangan di internal partai dan memunculkan perdebatan publik terkait perbedaan antara kedua tokoh politik tersebut. Insiden ini menggambarkan dinamika internal partai politik di Indonesia, di mana pandangan individual bisa saja menimbulkan konflik dengan kebijakan resmi partai. Dengan latar belakang sebagai aktivis dan pengamat politik, Zulfan merasa perlu untuk menyampaikan pandangannya meskipun berisiko mendapat sanksi dari partainya.
Podcast Unpacking turut berkontribusi dalam membentuk perspektif politik menjelang Pemilu 2024. Diskursus yang diangkat pun bersifat aktual, seperti kasus Brigadir J yang dibunuh oleh Ferdy Sambo, menunjukkan kepekaan podcast ini terhadap isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat.
Tokoh-tokoh politik elite yang pernah hadir di podcast Unpacking Indonesia – Zulfan Lindan antara lain:
- Fahri Hamzah (Partai Gelora),
- Nusron Wahid (Bapilu Golkar),
- Setiawan Djodi (tokoh budaya pendukung Prabowo),
- Hasto Kristiyanto (Sekjen PDIP),
- Adian Napitupulu (Politikus PDIP),
- Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS),
dan para analis politik seperti:
- M Qodari,
- Hasan Nasbi,
- Ujang Komarudin,
- Akhmad Khairul Umam,
- Syafiq Hasyim.
Podcast Unpacking memberikan respons terhadap dinamika sosial-politik dan memainkan peran sosial dalam memengaruhi masyarakat.
