
Teori Peran Sosial dan Interaksi Simbolik dalam Podcast Unpacking
Biddle (2013:13) menjelaskan bahwa teori peran sosial adalah konsep penting dalam sosiologi yang menjelaskan bagaimana individu bertingkah laku dan berinteraksi dalam berbagai situasi sosial berdasarkan peran yang mereka mainkan dalam masyarakat. Teori ini menekankan bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh harapan, norma, dan aturan yang melekat pada peran sosial mereka.
Setiap individu memainkan berbagai peran dalam kehidupannya, seperti sebagai anggota keluarga, pekerja, teman, dan anggota masyarakat. Dalam konteks Pemilu 2024, kecenderungan politik Zulfan yang mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden terlihat jelas.
Meskipun Zulfan mencoba bersikap netral dalam podcast-nya, sikap mendukung pasangan tersebut semakin tampak dari berbagai komentar dan analisisnya. Hal ini menunjukkan bagaimana seorang figur publik bisa memiliki preferensi politik sambil tetap memainkan peran sebagai penyampai informasi di media.
Menurut Wirawan (2012:118), interaksi sosial adalah proses di mana individu bertindak dan bereaksi terhadap orang lain melalui simbol-simbol. Dalam interaksi sosial, individu secara terus-menerus menafsirkan tindakan orang lain dan merespons berdasarkan interpretasi mereka terhadap simbol-simbol tersebut. Melalui proses ini, mereka membentuk dan memodifikasi realitas sosial.
Konsep diri (self-concept) juga merupakan bagian penting dari teori ini, di mana diri seseorang dibentuk melalui interaksi sosial dan refleksi atas bagaimana orang lain memandangnya. Teori interaksi simbolik menyatakan bahwa realitas sosial bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan dibentuk melalui interaksi sosial yang berlangsung secara terus-menerus. Individu memahami peran dan konteks interaksinya untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
Teori ini diterapkan dalam bidang komunikasi, pendidikan, dan studi kebudayaan. Dalam interaksi simbolik, individu bersifat aktif, reflektif, dan kreatif dalam menafsirkan dan menampilkan identitas serta norma sosial.
Dalam sistem demokrasi, setiap orang memiliki hak atas opini dan pilihan politik. Pilihan politik Zulfan merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin dalam demokrasi. Podcast Unpacking Indonesia memberikan informasi yang aktual dan mendorong diskusi mendalam tentang politik dan demokrasi. Podcast ini juga menyoroti pentingnya pelayanan publik dan turut berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat terhadap pentingnya pelayanan publik yang efektif.
Namun, kecenderungan podcast ini dalam mendukung pasangan Prabowo–Gibran dalam Pemilu 2024 dapat memengaruhi persepsi politik pendengarnya. Hal ini bisa diartikan sebagai bentuk efektivitas kampanye pasangan tersebut, khususnya di platform seperti TikTok, yang selama masa kampanye dinilai menarik perhatian dan interaksi publik lebih besar dibandingkan dua pasangan calon lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konten yang lebih menarik atau resonansi yang lebih besar dengan audiens TikTok.
Podcast Demokrasi dan Wacana
Mills (2003:23) mengutip pemikiran Michel Foucault yang menjelaskan bahwa wacana—atau sistem pernyataan dan pengetahuan—tidak hanya mencerminkan kekuasaan, tetapi juga berperan dalam memproduksi dan mendistribusikan kekuasaan. Dalam bukunya The Archaeology of Knowledge, Foucault menunjukkan bahwa wacana membentuk cara kita memahami dan membicarakan realitas, serta menentukan apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang sah.
Foucault berpendapat bahwa kekuasaan tidak hanya berasal dari institusi besar seperti negara atau pemerintah, tetapi tersebar dalam berbagai relasi sosial dan struktur wacana. Ia melihat kekuasaan sebagai sesuatu yang terdistribusi luas dalam praktik sosial, interaksi sehari-hari, bahkan dalam bahasa dan cara berpikir kita. Artinya, kekuasaan hadir dalam banyak aspek kehidupan dan tidak hanya terkonsentrasi pada satu sumber. (Mills, 2003, hlm. 42).
Wacana dukungan atau penolakan terhadap hasil Pemilu 2024 merupakan instrumen politik, sebagaimana sikap PDIP setelah pemilu yang mengarah pada tuduhan kecurangan dalam kemenangan Prabowo–Gibran. Interaksi simbolik ini menjadi indikasi bahwa PDIP tengah menempatkan dirinya sebagai oposisi dalam pemerintahan Prabowo–Gibran.
Podcast Unpacking menghadirkan perspektif yang sejalan dengan teori Michel Foucault mengenai wacana dan kekuasaan, yaitu bahwa wacana tidak hanya merefleksikan kekuasaan, tetapi juga menghasilkan dan mendistribusikan kekuasaan dalam masyarakat.
Podcast ini menyajikan beragam perspektif tentang bagaimana wacana politik membentuk pemahaman kita terhadap isu sosial dan politik. Hal ini sesuai dengan pandangan Foucault bahwa wacana adalah media di mana kekuasaan diekspresikan dan dijalankan.
Podcast ini secara kritis mengevaluasi bagaimana ideologi tertentu dapat memengaruhi persepsi publik dan struktur kekuasaan yang ada, serta bagaimana narasi politik yang beragam dapat memperkuat atau menantang struktur kekuasaan yang berlaku.
Unpacking memberikan referensi yang relevan untuk mengeksplorasi teori Foucault mengenai hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan, dengan mengeksplorasi topik seperti identitas, keadilan, dan politik. Topik-topik ini membantu pendengar melihat bagaimana pengetahuan politik dibentuk dan digunakan untuk mendukung atau mengkritik kekuasaan, sejalan dengan pemikiran Foucault tentang hubungan pengetahuan dan kekuasaan.
Pandangan Foucault bahwa wacana adalah arena perlawanan juga tercermin dalam podcast ini, yang memfasilitasi debat dan refleksi yang dapat mendorong tindakan politik yang lebih sadar dan terinformasi.
Demokrasi sebagai wacana politik dapat dianalisis melalui lensa teori wacana Michel Foucault dan teori interaksi simbolik. Dalam konteks ini, wacana tentang demokrasi membentuk cara kita berpikir tentang pemerintahan, partisipasi, dan keadilan sosial.
Simbol-simbol seperti “kedaulatan rakyat”, “hak pilih”, dan “pemerintahan yang transparan” digunakan untuk membangun makna politik dan mempromosikan norma-norma demokratis. Menurut teori interaksi simbolik, makna dari simbol-simbol ini tidaklah tetap, tetapi dibentuk melalui interaksi sosial. Dalam proses ini, berbagai interpretasi tentang demokrasi dipertukarkan dan diperdebatkan.
Demokrasi sebagai wacana dalam teori interaksi simbolik juga menciptakan ruang bagi perlawanan dan perubahan sosial. Podcast seperti Unpacking menjadi platform bagi berbagai suara untuk membahas dan menantang definisi serta praktik demokrasi yang sudah ada, sehingga berpotensi menjadi alat untuk reformasi politik dan perubahan sosial.
