225 views 31 mins 0 comments

Peran Podcast dalam Kampanye Politik 2024 Ditinjau dari Perspektif Teori Interaksi Simbolik


In Analisis, Politika
June 18, 2025

KESIMPULAN

Podcast telah menjadi media politik yang efektif karena fleksibilitas, kedalaman, dan interaktivitasnya dalam menyampaikan pesan politik. Podcast Unpacking Indonesia milik Zulfan Lindan menjadi contoh bagaimana media ini dapat memengaruhi persepsi publik dan membahas isu-isu politik secara mendalam.

Podcast ini menunjukkan tujuh alasan mengapa podcast efektif digunakan dalam kampanye politik:

  1. Aksesibilitas dan Fleksibilitas
. Podcast memberikan akses yang fleksibel bagi audiens, memungkinkan mereka untuk mendengarkan kapan saja dan di mana saja. Unpacking memiliki sekitar 1.000 video dan 285 ribu subscribers, serta sering menghadirkan tokoh-tokoh elit politik, yang memperkuat pengaruhnya.
  2. Kedalaman Konten
. Podcast ini membahas isu-isu politik, kebijakan publik, dan dinamika politik dengan analisis mendalam. Format podcast memungkinkan Zulfan Lindan mengeksplorasi topik kompleks secara lebih rinci dibandingkan berita singkat atau unggahan media sosial. Diskursus politik dalam Unpacking disajikan secara komunikatif, mudah dipahami, dan memiliki otoritas karena menghadirkan narasumber seperti akademisi, peneliti, dan politisi.
  3. Penyampaian Pesan yang Lebih Personal
. Zulfan Lindan memanfaatkan podcast untuk menyampaikan pesan politik secara lebih personal dan autentik. Format audio memungkinkan ia berbicara langsung kepada pendengar, membangun kedekatan emosional, dan menunjukkan sisi humanisnya. Sebagai seorang aktivis dan politisi, Zulfan memiliki pengalaman langsung dalam politik praktis, sehingga dapat berkomunikasi intens dengan tokoh-tokoh politik secara personal.
  4. Kemampuan Menjangkau Audiens yang Lebih Luas
. Melalui platform podcast, Zulfan dapat menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk kelompok demografis yang mungkin tidak terjangkau oleh media tradisional. Hal ini memungkinkannya menyebarkan ide-idenya ke berbagai lapisan masyarakat.
  5. Pengembangan Citra dan Personal Branding. 
Podcast juga berfungsi sebagai alat untuk membangun citra dan merek politik Zulfan Lindan. Dengan konten yang konsisten dan strategis, ia membentuk persepsi publik terhadap dirinya sebagai pemimpin yang kompeten dan dekat dengan rakyat.
  6. Kreativitas dalam Penyampaian Pesan
. Zulfan menggunakan berbagai teknik kreatif dalam podcast untuk menyampaikan pesan politik, seperti narasi menarik, wawancara, diskusi panel, dan kisah-kisah inspiratif. Format podcast memungkinkan eksperimen gaya komunikasi yang lebih bervariasi dibandingkan media konvensional.
  7. Peran dalam Pendidikan Politik. 
Unpacking tidak hanya menjadi alat kampanye, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Dengan pembahasan yang mendalam dan melibatkan narasumber yang kredibel, podcast ini mendorong partisipasi politik yang lebih aktif dan cerdas dari pendengar.*

Oleh: Tiara Maulinda Habibah dan Prabu Revolusi, Universitas Paramadina. 

REFERENSI:

  1. Bruce J. Biddle, (2013). Role Theory Expectations, Identities, and Behaviors, New York: Elsevier Science.
  2. Dolly Syaitiawan, Sapta Sari, Anis Endang, Podcast as a Communication Media in Increasing Knowledge of the Millennial Generation, ISO Journal of Social and Political Sciences, Volume 3 No 1 June 2023, pp. 63-68.
  3. Dewi Ayu Puspita, Sy. Nurul Syobah, Social Criticism in Deddy Corbuzier’s Podcast on the Government’s Response to Covid-19, Journal of Social Sciences and Education, Vol 4, no 5 December 2023.
  4. Ida Bagus Wirawan, Social Theories in Three Paradigms of social facts, social definitions, and social behavior 2012.
  5. Lely Arrianie, Political Communication, Jakarta: Rajagrafindo, 2023.
Muhammad Hilmi Sya’bani1, Abdur Razzaq and Muhammad Randicha Hamandia, Analysis of Da’wah Messages on Social Media Podcast Login Habib Ja’far and Onad, Pubmedia Social Sciences and Humanities Journal, Vol 1 No 2, 2024, pp. 1-15.
  6. Peter J. Burke, Jan E. Stets,(2022). Identity Theory Revised and Expanded, Newyork: Oxford University Press.
  7. Turner, (2008). Introduction to Communication Theory 1, trans. Maria Natalia D, Jakarta: Panerbit Salemba Humanika.
  8. Tosepu, Yusrin Ahmad. 2018. New Media in Political Communication (Political Communication in the Virtual World). Surabaya. CV Jakad.
  9. Sara Mills, (2003). Michel Foucault, New York: Routledge
  10. Susanto, Eko H. (2017). Social Media as a Supporter of Political Communication ASPIKOM Journal. Volume 3. Number 3. July: 379-398. (2016). Social Media and Political Communication: Social Media as Political Communication Ahead of the 2017 DKI Jakarta Regional Election. Journal of Communication. Volume 11. Number 1. October: pp. 47-62.
  11. Hastuti, Sri. (2011). New Media: Theory and Applications. Surakarta: Lindu
  12. Susanto, Eko H. (2017). Social Media as a Supporter of Political CommunicationNetworks. ASPIKOM Journal. Volume 3. Number 3. July: 379-398.
  13. SG Lofts, (2000). Ernst CassirerA “Repetition” of Modernity, (New York: State University of New York Press).
  14. Revolusi, Prabu (2024). Public Perception and Social Media in the 2024 Presidential.Election Campaign, Nivedana Journal of Communication and Language Vol 5 No.1 March 2024, ISSN: 2723-76642723-7664.