
JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto sarasehan ekonomi nasional di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Sarasehan ini dihadiri asosiasi pengusaha dan pelaku industri di Indonesia menjadi langkahPresiden mengawali komunikasi publik yang lebih proaktif bagi masyarakat.
“Acara ini diselenggarakan karena saya merasa setelah kita memasuki enam bulan masa bekerjanya pemerintah yang saya pimpin sebagai pemegang mandat dari bangsa dari rakyat sejak tanggal 20 Oktober 2024 sudah saatnya kita lebih komunikatif. Lebih proaktif dalam memberi keterangan,” kata Prabowo sebagaimana ditayangkan siaran YouTube Sekretariat Presiden.
Dengan acara ini, Prabowo berharap masyarakat bisa lebih memahami kondisi serta kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah di tengah perkembangan perekonomian dan geopolitik global yang penuh ketidakpastian.
Hal ini juga untuk menunjukkan respons pemerintah Indonesia terhadap tarif resiprokal oleh Amerika Serikat yang diumumkan pada pekan lalu.
Presiden juga menyinggung alasannya untuk memperbaiki komunikasi publik perlu dilakukan karena dalam enam bulan terakhir cukup banyak kebijakan-kebijakan yang tidak dipahami dengan utuh oleh masyarakat.
Prabowo menyatakan kurang optimalnya komunikasi publik di Kabinet Merah Putih terjadi karena kebiasaannya yang lebih suka dinilai oleh orang lain dengan hasil kerjanya, ketimbang menunjukkannya lewat komunikasi publik.
“Jadi saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya. Jadi saya harus selalu dinilai oleh hasil yang saya lakukan, prestasi yang saya lakukan,” ujarnya.
Tidak antikritik
Prabowo juga menegaskan, pada era keterbukaan saat ini pemimpin pemerintahan harus terbuka terhadap masukan. Sebagai pemimpin negara dan pemerintah, ia mengaku tidak antikritik.
“Di zaman sekarang, pemimpin harus terbuka untuk masukan, kita tidak antikritik, kita malah suka kritik,” kata dia.
Menurut Prabowo, kritik dari pihak manapun dapat membantu kerja pemerintah. Dengan demikian, kritik atau masukan dinilai baik bagi jalannya pemerintahan.
“Kritik itu bagus menurut saya. Tapi kalau suatu program untuk menciptakan suatu kondisi yang tidak rasional, ini harus terus diadakan, istilahnya klarifikasi dan penjelasan,” tegasnya.*
