
JAKARTA – Deklarasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan label anak muda, modern dan juga cerdas dirasa tepat untuk memilih gajah sebagai logo baru mereka. Hal ini dikatakan Co-Host Masuk Angin – Unpacking Indonesia, Fadilla Usy dan Zebi Magnolia.
“Gajah memang branding terbaik untuk PSI. Dari sisi ikon, gajah yang banyak digunakan berbagai media massa mulai dari film animasi hingga tujuan wisata seperti Way Kambas, Lampung,” kata Zebi.
Sementara Usy menyebut PSI mencoba melepaskan diri dari citra sebagai partai idealis yang kurang pengalaman.
“Dengan memilih simbol konservatif dan kuat seperti gajah, PSI menunjukkan sinyal perubahan menuju identitas politik yang lebih tegas dan membumi,” ujarnya.
Usy menambahkan, peran perempuan di PSI juga harus menjadi perhatian ketua umum baru karena keterwakilan perempuan masih minim di partai politik lain.
“Kita butuh juga perwakilan perempuan dan partai yang fokus terhadap isu perempuan. PSI bisa jadi parti pelopor dengan fokus pada permasalahan isu perempuan di Indonesia,” sambung Usy.
Sementara Zebi juga menambahkan bahwa posisi Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina banyak menimbulkan polemik dari luar partai karena dianggap tidak cocok dengan marwah PSI.
“Tapi dari bergabungnya Pak Jokowi ke PSI yang punya branding untuk anak muda ini bukan menerusak marwah partai. Justu untuk memberikan wejangan-wejangan dan menyeimbangkan pandangan masyarakat yang menganggap PSI itu partai liberal,” tandas Zebi.*
