32 views 2 mins 0 comments

Rektor Unisba: Kericuhan di Tamansari Disusupi Massa Tak Dikenal

In Hukum, Peristiwa
September 02, 2025

BANDUNG – Pihak Universitas Islam Bandung (Unisba) menyatakan bahwa kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9) malam, telah disusupi oleh sekelompok massa tak dikenal. Insiden ini terjadi setelah aksi unjuk rasa resmi mahasiswa di Gedung DPRD Jawa Barat telah usai.

Rektor Unisba, Harits Nu’man, memastikan bahwa pelaku kericuhan bukanlah mahasiswa dari kampusnya, melainkan kelompok luar yang memprovokasi situasi hingga memicu bentrokan dengan aparat di Jalan Tamansari, yang merupakan area publik di depan kampus.

“Aksinya tidak seperti mahasiswa. Kami memaknai penembakan (gas air mata) itu untuk mengurangi massa yang bergerombol. Itu area publik, bukan area kampus,” kata Harits di Bandung, Selasa (2/9/2025).

Harits menjelaskan, saat kejadian terdapat kelompok yang melakukan pemblokiran jalan. Aparat kepolisian kemudian bergerak untuk membubarkan massa tak dikenal tersebut. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada aparat TNI maupun Polri yang memasuki area kampus Unisba selama insiden berlangsung.

Baca juga:
Pihak Kampus Unpas dan Polisi Beri Kesaksian Berbeda

“Karena ini kan bukan area kampus kita. Ini adalah area publik ya. Namanya juga Jalan Tamansari, bukan jalan Unisba,” tegasnya.

Sementara itu, pihak Kepolisian Daerah Jawa Barat memberikan keterangan senada mengenai adanya provokator, namun dengan detail pemicu yang lebih spesifik. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengungkapkan bahwa tembakan gas air mata terpaksa dilakukan setelah petugas diserang menggunakan bom molotov.

Menurutnya, serangan tersebut datang dari sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarkis, yang sebelumnya telah melakukan blokade jalan.

“Mereka yang anarkis inilah awalnya menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari,” kata Hendra.

Hendra menambahkan, provokasi memuncak ketika kelompok tersebut melempar bom molotov dari dalam area kampus ke arah petugas dan kendaraan dinas, termasuk mobil rantis Brimob. Atas serangan tersebut, petugas kemudian merespons dengan menembakkan gas air mata ke arah jalan raya untuk membubarkan massa.