
TUNIS – Relawan Global Sumud Flotilla (GSF) dan Sumud Nusantara mengecek kesiapan kapal yang akan membawa mereka berlayar ke Jalur Gaza di Pelabuhan Sidi Bousaid, Tunisia, Minggu (7/9/2025).
Selain mengecek kesiapan kapal, mereka juga menunggu kedatangan relawan GSF yang berlayar dari Barcelona, Spanyol. Selain itu, mereka akan menjalani simulasi berlayar selama 12 jam di seputar pantai Tunisia.
Suasana di Sidi Bousaid tampak ramai, tak seperti hari-hari biasanya. Selain relawan GSF, relawan Indonesia yang tergabung dalam IGPC juga turut hadir dalam acara ini.
Sejumlah aktivis dan warga Tunisia yang peduli Gaza sempat menggelar unjuk rasa di pelabuhan. Mereka meneriakkan yel-yel bernada pembelaan terhadap Palestina dan Gaza.
Baca juga:
GSF Siap Berlayar Menuju Gaza
Tak hanya dihadiri aktivis dan relawan lokal, sejumlah relawan dari negara-negara Eropa juga hadir mengikuti acara ini.
Salah satunya adalah relawan dan jurnalis dari Prancis, Marie Vaton. Ia mengaku bangga bisa turut ambil bagian dalam gerakan kemanusiaan terbesar di dunia ini.
“Saya sudah dua hari berada di sini, dan saya ikut dalam pelayaran ini. Karena ini adalah misi maritim kemanusiaan terpenting dalam sejarah,” ungkapnya.

Marie menambahkan, sebagai jurnalis dirinya merasa harus berangkat ke Gaza untuk mengungkapkan apa yang terjadi di sana.
“Ini adalah satu-satunya (berlayar bersama GSF) cara untuk bisa masuk Gaza,” tandasnya.
Relawan IGPC, Wanda Hamidah, merasa terhormat bisa terlibat dalam pelayaran ini bersama GSF dan Sumud Nusantara.
“Karena kami bisa mengantarkan bantuan kemanusiaan dalam misi ini untuk rakyat Gaza. Dan yang penting misi adalah misi tanpa kekerasan untuk membuka koridor kemanusiaan yang saat ini ditutup oleh pendudukan ilegal Israel,” ungkapnya.
“Semoga kami bisa membuka blokade secara permanen. Kalau tidak, kami akan datang dengan jumlah relawan yang lebih besar dan kapal yang lebih banyak,” tegas Wanda.*
