21 views 55 secs 0 comments

Rupiah Lanjutkan Pelemahan ke Level Rp 16.540

In Ekonomi
September 19, 2025

JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali tertekan pada pembukaan perdagangan Jumat (19/9), melanjutkan tren pelemahan dari hari sebelumnya. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) secara global menjadi pemicu utama depresiasi mata uang Garuda.

Berdasarkan data Refinitiv pada pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,24% ke posisi Rp 16.540 per dolar AS. Pelemahan ini menyusul penutupan perdagangan kemarin, Kamis (18/9), di mana rupiah telah terdepresiasi 0,46% dan menembus level psikologis Rp 16.500 per dolar AS.

Dominasi dolar AS juga tercermin pada pergerakan Indeks Dolar (DXY) yang bertahan di zona hijau setelah menguat 0,49% pada penutupan kemarin ke level 97,348, menandai posisi terkuatnya dalam lima hari terakhir.

Baca juga:
Efek Dana Rp 200 T: Berisiko Lemahkan Rupiah

Kekuatan dolar AS didorong oleh dua faktor utama dari Amerika. Pertama, rilis data tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan penurunan signifikan klaim tunjangan pengangguran, yang mengindikasikan pasar tenaga kerja masih sangat solid.

Kedua, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, setelah keputusan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Powell menegaskan bahwa langkah tersebut lebih bersifat “manajemen risiko” dan bank sentral tidak akan terburu-buru untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut. Sikap yang dinilai tidak terlalu dovish ini menahan ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan suku bunga lanjutan yang agresif.

Kombinasi data ekonomi AS yang solid dan pandangan The Fed yang cenderung hati-hati telah mendorong investor untuk kembali memburu aset dolar. Aliran modal ini secara langsung memberikan tekanan jual terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.